Memiliki rumah sendiri adalah impian bagi setiap orang, apalagi bagi pasangan muda yang merencanakan menikah atau baru saja berkeluarga. Namun bagi orang awam yang kurang paham tentang desain atau cara membuat rumah, tentu ini akan menguras energi dan membuat pusing kepala. 


Begitu banyak pertimbangan yang perlu Anda siapkan dan pikirkan. Baca rangkuman beberapa tahap yang harus Anda lakukan saat ingin membangun rumah, mulai dari posisi menghadap rumah, luasan area, hingga budget. 


Mencari referensi desain rumah idaman di internet begitu mudah dan banyak ditemukan, terutama melalui website dan majalah CASA Indonesia. Namun terkadang Anda kesulitan menemukan apa yang Anda butuhkan dan inginkan. Untuk itu, konsultasikan dengan desainer interior atau arsitek rumah. Karena sebagai pakarnya, mereka bisa menerjemahkan kebutuhan klien dalam bentuk 3D dan memberi saran akan tren desain terkini.



Apa bedanya desainer interior dan arsitek rumah? Baca di sini untuk tahu perbedaannya, 14 hal penting ini yang perlu ditanyakan ke desainer interior


Tugas seorang arsitek bukan hanya merancang sebuah bangunan, namun juga merancang konstruksinya dan seluruh lingkungan yang tepat. Arsitek juga memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Apabila terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.


Rancangan bangunannya diterjemahkan ke dalam bentuk visual gambar kerja yang nantinya menjadi acuan oleh desainer interior dalam merancang bagian dalam bangunan tersebut.


Lalu, setelah bangunan impian sudah di depan mata dan orang-orang tepat juga sudah di tangan, apa yang harus Anda lakukan berikutnya?


Tahukah Anda, bahwa Anda berhak menanyakan hal-hal yang penting untuk mewujudkan bangunan idaman Anda? CASA Indonesia coba menuturkan hal apa saja yang harus hanya tanyakan kepada sang arsitek. 




Silakan ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut pada arsitek rumah Anda. Pertanyaan di bawah ini adalah panduan utama, maka bisa Anda kembangkan lagi.


  1. Setelah mendengar tentang proyek impian saya ini, Apakah Anda tertarik untuk terlibat dan mewujudkannya?
  2. Tantangan apa yang Anda lihat dari proyek ini?
  3. Apakah Anda pernah mengerjakan proyek yang serupa?
  4. Gaya desain seperti apa saja yang selama ini Anda tangani?
  5. Servis apa saja yang akan Anda berikan pada klien Anda?
  6. Siapa yang akan bertanggungjawab dalam penanganan proyek tersebut? Apa spesialisasi dia?
  7. Adakah nama-nama klien Anda yang pernah ditangani oleh penanggung jawab tersebut yang bisa kami hubungi dan mintai pendapat tentang penanganannya dalam sebuah proyek? Atau bisakah lihat portofolio Anda?
  8. Berapa lama estimasi waktu Anda dalam menyelesaikan proyek ini?
  9. Bagaimana Anda membuat rancangan anggaran biaya tetap sesuai estimasi dari awal hingga akhir penyelesaian sebuah proyek?
  10. Apakah Anda memiliki partner yang mampu menangani proyek yang Anda kerjakan?
  11. Pelayanan seperti apa yang Anda berikan setelah proyek selesai dibangun?
  12. Seberapa sering Anda akan mengawasi proses pengerjaan proyek ini?


Setelah Anda memberikan pertanyaan ini, langkah berikutnya adalah menandatangi kontrak, proses desain, perhitungan rencana anggaran bangunan, dan proses pembangunan.



Rumah karya HelloEmbryo dan W Office


Biaya membangun rumah sangat beragam, tergantung dari kontraktor yang Anda pilih. Beda kawasan, beda harga. 


Baca juga: 15+ Denah Rumah Minimalis di Lahan Sempit


Harga borongan biasanya sudah meliputi biaya material dan tukang. Simak daftar pertanyaan kepada kontraktor di artikel berikut ini untuk panduan membangun rumah idaman.


Teks oleh Raisa B. Ranti dan Sarah N. Hutapea
Foto teaser: Proses penggambaran denah rumah / Caitlyn Wilson / domino.com