Kenneth Cobonpue memulai karirnya di Benua Biru sebelum kembali ke Asia. Perjalanan karier di Eropa membuat dirinya merasa untuk perlu mendekatkan diri dengan potensi daerah asalnya, yaitu Filipina. 


Dengan bekal studi dan kiprahnya di Jerman dan Eropa, Kenneth mencoba melakukan pendekatan desain modern menggunakan material lokal, seperti rotan, bambu, dan dua tumbuhan endemis Filipina yakni Buri dan Abaca.




Baca juga: Kenneth Cobonpue Rancang Star Wars Furniture


Meskipun terkesan tradisional, setiap hasil karyanya lekat juga dengan sentuhan terknologi, bahkan bersama Alberth Birkner Ia menciptakan mobil biodegradable pertama bernama Phoenix yang menggunakan rotan dan bambu untuk material utama.




Eksplorasi yang Kenneth lakukan membuahkan penghargaan dari berbagai ajang pameran desain, seperti IMM Cologne, Jerman dan Maison et Objet di Paris.




Bagi dirinya, setiap produk yang dihasilkan harus memiliki treatment layaknya karya seni dengan menonjolkan keindahan, meskipun fungsi dan tujuan utama dari furnitur yang mengutamakan kenyamanan.






Baca juga: André Fu: Desain Sebagai Sebuah Seni dan Fungsi


Dalam proses kreatifnya, Kenneth gemar bepergian ke daerah-daerah terpencil di negaranya untuk menambah pandangan mengenai fashion dan literatur lokal yang bisa diaplikasikan pada setiap karyanya.




Baca juga: Kisah Sukses Lekker Architect di M&O Asia 2016


Kenneth memastikan tidak ada pengulangan dalam setiap pendekatan desain yang dilakukan. Hal itu bermaksud agar terus-menerus memaksa dirinya untuk berkembang, sehingga kreativitas dan inovasi yang ada dalam benaknya tidak mati, seperti project terbarunya dalam merancang Star Wars Furniture.




Bagi dirinya, menghormati orisinalitas dan craftmanship lokal, serta mampu berkosentrasi dan visioner terhadap karya-karya yang diproduksi menujukkan level tertinggi dari seorang desainer. Kenneth juga ingin terus bisa berkarya bersama dengan para pengrajin tradisional di Filipina.


Foto: dok. CASA Indonesia dan Lucasfilm