Desain rumah dengan gaya Jepang kerap diminati oleh banyak orang, terutama di Indonesia. Prinsip utama dalam merancang rumah gaya Jepang adalah kesederhanaan.

Dengan kata lain, menimalisir unsur dekoratif dan memaksimalkan dinding polos. Unsur-unsur kayu biasanya banyak dipergunakan di desain rumah Jepang, baik sebagai pelapis lantai, dekorasi di dinding, material partisi, atau pun lubang cahaya di ceiling.




Hikari House karya Pranala Associates adalah salah satu desain rumah bergaya Jepang yang bisa dijadikan inspirasi. Rumah ini terletak di kawasan Bandung yang memiliki taman luas di sisi depan dan belakang rumah.




Selain terkenal sebagai kota kuliner, Bandung sering dijadikan lokasi rumah untuk menghabiskan hari tua. Demi memberikan kenyamanan jangka panjang bagi sang pemilik yang sudah dalam masa pensiun, sang arsitek yaitu Pranala Associates merancang rumah tak bertingkat di atas lahan 750 meter persegi. Secara keseluruhan, penggunaan tangga sengaja diminimalisir untuk kemudahan akses sang penghuni.

Dari segi material, sang arsitek banyak menggunakan material low maintenance untuk kemudahan perawatan, seperti kayu ulin, beton ekspos, dan baja. Material-material ini juga dapat dijumpai di interior seperti di master bedroom dan area lainnya.





Jika menatap dari kejauhan, desain rumah tropis ini cenderung tertutup dibanding sekelilingnya.  Selain untuk menjaga privasi, fasad bangunan dibuat solid demi menghalau pancaran matahari sore, karena menghadap ke arah barat.

Hunian yang diberi nama Hikari House, berarti house of light ini mempersembahkan atmosfer zen selayaknya budaya Jepang. Pranala Associates selaku arsitek dan desainer interior mengaplikasikan konsep rumah teras Jepang dengan mencoba memasukan elemen eksterior ke interior.




Dengan banyaknya bukaan, lansekap taman belakang menjadi panorama eksklusif dan dapat dinikmati dari living room dan master bedroom. Dibuat sejajar dengan pandangan mata, taman belakang sengaja dibuat berundak untuk menghadirkan hubungan dengan alam yang lebih kuat untuk penghuni saat duduk di living room.




Baca juga: 12 Inspirasi Taman Rumah Minimalis di Lahan Kecil




“Konsep inside out ini diharapkan dapat membuat nuansa yang berbeda, menyamarkan batasan antara luar dan dalam. Tantangannya adalah menyesuaikan dan mengadopsi kaidah-kaidah elemen desain Jepang terhadap iklim di Indonesia,” papar Erick Laurentius selaku principal Pranala Associates.




Kesejukan udara kota Bandung dianggap menjadi aset penting untuk membantu rumah ini bernafas. Hunian yang berlokasi di Bandung Barat ini sangat memaksimalkan keberadaannya. Dengan pintu di dekat taman belakang, udara dapat bergerak dari belakang menuju ke patio di tengah ruangan. Pergerakan udara ini pun dapat dikontrol oleh pemiliknya dari dalam dengan hanya membuka dan menutup pintu.




Selain komposisi taman belakang yang unik, dua patio (taman kering) di ruang makan menjadi signature tersendiri. Tanaman kaktus di patio dalam dan pohon pule di sisi luar memberikan semburat warna hijau di tengah-tengah interior yang tenggelam dalam nuansa natural. Sama halnya dengan penggunaan jenis material eksterior yang low maintance, pemilihan taman kaktus pada bangunan juga di dasari dengan perawatan yang tidak terlalu sulit.





Berangkat dari nama rumah ini sendiri, yaitu house of light, Pranala Associates sangat menghargai kehadiran matahari. Kepolosan dinding putih serta furnitur jati yang didesain clean cut diisi oleh goresan cahaya matahari yang mengintip dari kisi-kisi kayu ash.




“Masuknya cahaya matahari ke dalam bangunan akan menimbukan hasil yang berbeda-beda. Bukan hanya arah terbit dan tenggelamnya matahari, tetapi dari pergantian dari bulan ke bulan. Matahari akan bergerak secara perlahan dan membentuk efek sculptural yang berbeda seiring waktu,” kata Erick menutup wawancara.


Foto: Mario Wibowo, Courtesy of Pranala Associates
Arsitek dan Desain interior oleh Pranala Associates
Desain lansekap oleh Larch Studio
Kontraktor oleh Bouw Atelier