Furnitur atau mebel merupakan kebutuhan utama dalam sebuah hunian dimana kebutuhan ruang berpengaruh pada pemilihan furnitur. Seiring perkembangan zaman, jenis furnitur menjadi semakin beragam dari waktu ke waktu. Kini fungsi furnitur tidak hanya sebagai pengisi ruang tapi juga sebagai kebutuhan untuk melengkapi aktifitas orang di dalam ruang.


Mengenal Perbedaan Built-in Furniture & Loose Furniture CASA Indonesia


Memilih furnitur tidak hanya sekadar memperhatikan visual nya saja tetapi harus mengenal karakteristik dari furnitur yang ingin digunakan, sering kali masih banyak orang yang bimbang memilih antara built-in furniture atau loose furniture. Apakah Anda pernah mendengar istilah tentang built-in furniture dan loose furniture?


Mengenal Perbedaan Built-in Furniture & Loose Furniture CASA Indonesia


Built-in furniture lebih cocok jika Anda ingin membangun rumah baru dari nol karena dapat menyesuaikan furnitur dengan ukuran ruang hunian dan juga konsep pribadi Anda, contohnya jika ingin konsep hunian yang minimalist maka pilihlah bentuk furniture yang lebih geometris dan kaku, sedangkan jika ingin konsep klasik maka furnitur dapat di bentuk lebih unik dengan setuhan ornamen atau ukiran khusus untuk mendukung konsep Anda.


Mengenal Perbedaan Built-in Furniture & Loose Furniture CASA Indonesia


Built-in furniture sangat cocok bagi yang memiliki ruang hunian yang kecil dan terbatas. Sedangkan loose furniture lebih cocok bagi Anda yang membeli rumah jadi dan tidak ingin repot, karena jika menggunakan built-in furniture pastinya akan ada bagian dalam hunian yang harus dibongkar terlebih dahulu karena sifat konstruksinya yang menempel pada bangunan, maka dari itu lebih baik dominan menggunakan loose furniture saja.


Mengenal Perbedaan Built-in Furniture & Loose Furniture CASA Indonesia


Sebelum Anda membeli furnitur, ada baiknya jika dipikirkan secara matang jenis furnitur apa yang sudah sesuai dengan kebutuhan pribadi dan ruang hunian Anda. Tak hanya bentuk dan fungsinya, tapi Anda perlu perhatikan dari segi budget. Berikut ini penjelasan yang lebih detail mengenai kelebihan dan kekurangan kedua furnitur tersebut.


Mengenal Perbedaan Built-in Furniture & Loose Furniture CASA Indonesia


Built-in furniture

Built-in furniture merupakan istilah untuk furnitur yang tidak dapat dipindahkan atau bersifat tetap secara permanen di satu tempat, dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai “furnitur tanam”.


Mengenal Perbedaan Built-in Furniture & Loose Furniture CASA Indonesia


Baca juga, Selain Estetika, Ini Alasan Menggunakan Furniture Kayu


Furnitur ini dibuat dengan konstruksi yang menyatu dengan dinding, lantai atau ceiling serta mengikuti ukuran dan bentuk ruangan yang ingin di desain dengan model, warna dan material furnitur yang Anda inginkan. Contohnya seperti kitchen set, lemari pakaian, rak buku, backdrop dan lainnya. Built-in furniture memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:


Mengenal Perbedaan Built-in Furniture & Loose Furniture CASA Indonesia


Kelebihan Built-in furniture:

1. Dengan ukuran dan bentuk yang dapat menyesuaikan dengan ruangan, built-in furniture dapat menghemat pemakaian tempat dalam ruang, sangat cocok jika hunianAnda berukuran kecil atau compact, seperti apartment studio atau rumah satu lantai.


2. Built-in furniture bersifat custom sehingga dapat disesuaikan dengan konsep dan keinginan Anda mulai dari memilih material, warna hingga model furnitur.


3. Dengan memilih jenis furnitur ini dapat membuat hunian terlihat lebih luas dan rapi sehingga memberikan kesan yang spacious pada hunian.


4. Material built-in furniture cenderung lebih berkualitas, karena material yang digunakan harus tahan lama dan kokoh. Jika sudah terpasang, built-in furniture akan susah untuk diperbaiki atau dibongkar maka pastikan desainnya sudah sesuai dengan selera atau pilih desain yang timeless atau tak lekang oleh waktu.


5. Built-in furniture biasanya dibuat multifungsi atau memiliki lebih dari satu kegunaan, contohnya dibawah meja belajar dapat di buat laci-laci sebagai tempat penyimpanan (storage). Jenis furnitur ini tepat bagi yang memiliki banyak barang tapi tidak punya gudang khusus atau tempat penyimpanan barang tersebut.


6. Kemungkinan adanya cacat produksi sangat minim terjadi karena merupakan furnitur custom yang dirancang dan didesain khusus untuk langsung dipasang dalam ruang hunian.


Mengenal Perbedaan Built-in Furniture & Loose Furniture CASA Indonesia


Kekurangan built-in furniture:

1. Karena sifatnya yang custom atau dirancang secara sesuai keinginan pemilik (dari segi desain, material, warna hingga pemasangan furnitur), sehingga biaya yang dikeluarkan cenderung lebih mahal.


2. Proses pengerjaan built-in furniture terbilang cukup lama karena harus melalui proses yang panjang mulai dari pengukuran dalam ruang, proses desain, pemilihan material, pembuatan hingga proses pemasangan furnitur di dalam ruang.


3. Merupakan furnitur tanam sehingga membutuhkan biaya tambahan untuk pembongkaran, terutama bagi Anda yang menempati rumah lama.


Mengenal Perbedaan Built-in Furniture & Loose Furniture CASA Indonesia


Loose Furniture

Loose furniture dalam bahasa Indonesia disebut sebagai “furnitur lepas”. Merupakan furnitur yang konstruksinya tidak terikat dengan bangunan dan dapat dipindahkan, serta memungkinkan Anda untuk mengubah tampilan dan nuansa ruang hunian dari waktu ke waktu hanya dengan mengubah posisi penempatan furnitur saja. Contohnya seperti kursi, sofa, meja ruang tamu, credensa dan lainnya. Loose furniture memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:


Baca juga, 9 Desain Rumah Idaman yang Paling Disukai Banyak Orang


Mengenal Perbedaan Built-in Furniture & Loose Furniture CASA Indonesia


Kelebihan Loose furniture:

1. Praktis dan cepat, sangat mudah didapatkan dan bisa dibeli langsung dari seluruh toko furnitur, sangat cocok bagi Anda yang tidak mau repot dan menunggu lama.


2. Penggunaan loose furniture membuat karakter dari ruang hunian lebih menarik karena Anda dapat ber-eksperimen dengan memindahkan posisi penempatan furnitur. Contohnya seperti meja atau kursi pada ruang tamu.




3. Harga loose furniture cenderung lebih murah dan terjangkau, karena diproduksi secara massal dari pabrik produksi sehingga biaya operasional bisa ditekan yang membuat harga loose furniture lebih terjangkau.


4. Tersedia banyak pilihan dari berbagai merek yang ada di pasaran dan di dalamnya terdapat banyak pilihan tipe dan jenis furnitur seperti meja, kursi, lemari dan lainnya yang dapat Anda pilih.


5. Dapat didesain secara otodidak tanpa harus membayar biaya untuk designer interior. Sangat cocok bagi Anda yang memiliki budget terbatas.


Mengenal Perbedaan Built-in Furniture & Loose Furniture CASA Indonesia


Kekurangan Loose furniture:

1. Karena sudah memiliki standar ukuran normal dari pabrik produksi, maka loose furniture tidak dapat disesuaikan dengan besar ruang hunian Anda, contohnya seperti kursi dan meja makan.


2. Loose furniture sudah dibuat berdasarkan desain dari setiap pabrik produksi, sehingga tidak dapat mencocokan warna maupun material dari ruang hunian Anda. Tidak cocok bagi anda yang ingin memiliki konsep khusus pada hunian.


3. kemungkinan terdapat produk yang cacat produksi, karena Loose furniture di produksi secara massal oleh pabrik dengan kuantitas yang besar sehingga memungkinkan adanya kesalahan dalam produksi.


Demikian penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan dari built-in furniture dan loose furniture. kesimpulannya masing-masing tipe furnitur memiliki kekurangan dan kelebihan yang dapat Anda sesuaikan dengan kebutuhan ruang, waktu dan budget yang Anda miliki.


Mengenal Perbedaan Built-in Furniture & Loose Furniture CASA Indonesia


Tetapi idealnya di dalam suatu hunian pasti terdapat built-in furniture dan loose furniture tergantung dominan furnitur mana yang Anda pilih. Jika ingin furnitur yang berbentuk unik dan tidak biasa pilihlah built-in furniture, tetapi jika ingin furnitur yang praktis dan efisien lebih baik menggunakan loose furniture.


Teks dan foto oleh: Cantika Ong (Mahasiswi Jurusan Desain Interior, Universitas Kristen Petra)
Editor: Raisa Benaya Ranti, Managing Content CASA Indonesia